Jumat, 18 September 2015

Pengalaman Membuat Paspor di Semarang

Membuat paspor mungkin termasuk hal yang dianggap ribet oleh sebagian orang. Jujur saja, awalnya saya juga merasa demikian. Namun, akhirnya saya tetap memutuskan untuk mengurus paspor sendiri, tanpa calo ataupun bantuan dari biro perjalanan.

Saya mengurus pembuatan paspor di Kantor Imigrasi Semarang yang berlokasi di wilayah Semarang Barat, yaitu di Jalan Siliwangi pada tanggal 1 September 2015. Seorang kerabat memberi saran untuk datang ke Kantor Imigrasi sebelum jam 6 pagi. Namun, saya ragu karena menurut saya Kantor Imigrasi belum beroperasi sepagi itu. Akhirnya saya pun datang pada pukul 6.30 dan memperoleh antrean nomor 36. Ternyata nomor antrean sudah dapat diambil pada pagi hari walaupun Kantor Imigrasi baru buka pukul 8.00.

Setelah mengambil nomor antrean, saya memutuskan untuk pulang terlebih dahulu, kebetulan tempat tinggal saya tidak terlalu jauh. Pukul 08.05 saya sudah tiba lagi di Kantor Imigrasi dan langsung menunggu nomor antrean saya dipanggil untuk pengambilan formulir. Setengah jam kemudian tiba giliran saya untuk mengambil formulir. Pengambilan formulir dilakukan dengan menunjukkan dokumen persyaratan pembuatan paspor terlebih dahulu, yaitu KTP, KK, akta lahir, dan ijazah. Petugas pun memberi instruksi pada saya untuk foto kopi semua dokumen tersebut masing-masing satu kali. Tempat foto kopi ada di Kantor Imigrasi, sehingga saya tidak perlu repot lagi.

Setelah dokumen sudah di-copy dan formulir sudah diisi, saya kembali menunggu nomor antrean saya dipanggil untuk melakukan foto dan wawancara singkat. Nomor antrean ini saya peroleh ketika melakukan pengambilan formulir. Sekitar pukul 10 lewat beberapa menit nomor antrean saya dipanggil, wawancara dan pengambilan foto pun berlangsung. Tidak perlu memakan waktu yang lama, 15 menit kemudian proses tersebut sudah selesai. Petugas memberi saya sebuah kertas yang berisi jumlah pembayaran yang harus dilakukan melalui bank yang ditunjuk.

Pembayaran melalui bank saya lakukan keesokan harinya. Sesuai dengan angka yang tertera, pembayaran saya lakukan sebesar 355.000 rupiah, ditambah biaya administrasi bank sebesar 5.000 rupiah untuk pembuatan paspor 48 halaman. Sedangkan bagi yang ingin membuat paspor 24 halaman hanya memerlukan 155.000 rupiah. Tiga hari kemudian saya sudah dapat melakukan pengambilan paspor di Kantor Imigrasi dengan menunjukkan bukti pembayaran.

Jadi, sekarang tidak perlu enggan untuk mengurus pembuatan paspor sendiri. Prosesnya mudah, prosedurnya sudah bagus, tempat pengurusannya pun nyaman. Biayanya dijamin jauh lebih murah dibandingkan menggunakan jasa calo. Perlu diketahui juga, di kantor Imigrasi sudah tertera tulisan untuk tidak menggunakan jasa calo. Saya juga mengapresiasi Kantor Imigrasi karena semua prosedurnya sudah sangat mudah, nyaman, dan cepat sehingga selaras dengan larangan menggunakan jasa calo.

Mulai sekarang, urus pembuatan paspor sendiri ya :)

Selasa, 15 September 2015

Berencana Mengunjungi Pasar Santa? Baca Ini Dulu Ya

Kaum muda Jakarta sedang banyak memperbincangkan tempat ini. Sebuah pasar yang disulap menjadi tempat nongkrong yang asik untuk anak muda. Ya, itulah Pasar Santa. Sebuah pasar yang terletak di Jakarta Selatan itu kini menjadi tempat yang berbeda dari pasar lainnya. Di sana kita dapat menyantap berbagai macam makanan dan minuman yang menarik. Tidak hanya itu saja, kios yang menjual pakaian trendy pun juga ada di sana.

Menu makanan yang dijual di sana sangat beraneka ragam. Jumlah kiosnya pun sangat banyak. Jadi, sebelum pergi ke Pasar Santa ada baiknya merencanakan terlebih dahulu menu apa saja yang akan diburu agar waktu tidak terbuang sia-sia. Karena tidak mungkin mencicipi menu dari setiap kios di sana dalam satu kali kunjungan. Kali ini saya akan berbagi cerita mengenai menu yang menjadi favorit saya ketika berkunjung ke sana.

Pertama, kios yang menurut saya harus dikunjungi ketika berkunjung ke Pasar Santa adalah Claypot Popo. Menu yang tersedia di kios ini amat sangat lezat. Makanan ini termasuk makanan berat yang cukup mengenyangkan, tetapi masih cukuplah perut ini untuk menikmati cemilan lain setelah menikmatinya. Nasi dengan wortel, jagung, daging, tofu, serta kuah kentalnya yang khas ini juga disajikan dengan telur yang dapat dipesan matang ataupun tidak.


Kedua, ada menu yang cukup unik juga di Pasar Santa, yaitu hotdog dengan roti berwarna hitam. Menurut saya, rasanya memang tidak berbeda jauh dengan hotdog biasa, tetapi peresentasinya yang berbeda membuat kebanyakan orang ingin mencobanya. Antrean untuk membeli menu black hotdog di kios D.O.G ini pun selalu ramai, sehingga perlu kesabaran dan waktu yang cukup untuk dapat menikmati menu ini.


Ketiga, untuk cewek-cewek yang biasanya menyukai cake dan es krim, di Pasar Santa terdapat sebuah kios bernama Sepotong Kue & Homemade Ice Cream. Di sini pengunjung dapat membeli kue sus dengan isi fla atau es krim, ada juga apple cake dengan topping es krim. Pilihan rasa es krim nya pun sangat bervariasi. Jika ingin menikmati roti burger dengan isian es krim juga bisa. Menunya tidak hanya itu saja, di sinilah tempatnya cemilan-cemilan menarik. Kebayang kan menikamati cemilan imut dengan rasa yang enak juga.


Keempat, saatnya untuk mencari minuman segar. Di Pasar Santa ada sebuah kios yang menjual minuman tradisional yang sudah dikreasikan. Ada cendol yang diberi alpukat, es krim, hingga durian. Bagi pecinta durian, jangan tunda untuk segera memesan menu cendol dengan duriannya ya, karena menu itu cepat habis. Namun, bila sudah kehabisan, cendol dengan tambahan alpukat juga nikmat loh. Sluuurrrrp, segaarrrrr.


Itulah menu-menu yang menurut saya tidak boleh terlewat ketika berkunjung ke Pasar Santa. Oh ya, selain perlu tahu dulu menu apa saja yang akan diincar di Pasar Santa, bila ingin berkunjung ke sana juga jangan terlalu malam ya, karna kios-kios yang berjualan di sana tidak sampai larut malam. Bahkan ada beberapa kios yang sekitar pukul 9 malam beberapa menunya sudah habis terjual. Selamat bersantab nikmat, kawan :)

Menyapih dengan Rela (Last Part)

Langsung kita lanjutkan postingan sebelumnya, yaitu Menyapih dengan Rela (Part 3) . Sakit membuatnya jauh dari kata nyaman. Nafsu makan pun ...