Sabtu, 19 Juli 2014

Liburan Singkat di Pulau Harapan

Saya bukan dari keluarga yang suka traveling. Tapi menyaksikan acara jalan-jalan di TV bisa dibilang bagian dari hobi saya. Mata tertuju pada layar televisi dan imajinasi ikut serta ke manapun host acara tersebut melakukan liputan. Terlalu banyak membayangkan saja membuat saya geregetan untuk benar-benar melakukan perjalanan. Daaaan tanggal 21 Juni 2014 terealisasi. Walaupun bukan perjalanan yang sangat jauh, tetapi ini termasuk pengalaman yang luar biasa buat saya. Memandang langsung keindahan alam dengan mengunjungi suatu destinasi wisata yang banyak dibicarakan orang.

Saya dan rombongan memutuskan untuk mengunjungi Kepulauan Seribu, tepatnya Pulau Harapan. Sebelum pukul 07.00 kami harus sudah tiba di Muara Angke. Walaupun sempat ada 2 orang yang terpisah kapal, akhirnya perjalanan kami tetap dapat berjalan lancar dan pastinya menyenangkan. Setelah tiba, saya sempat mengira bahwa Pulau Harapan tidak beda jauh dari pulau-pulau lain yang memang sudah banyak penduduknya. Sempat terlintas di kepala saya "Apa yang membedakannya dengan pulau tempat saya tinggal sehari-hari?". Namun, pertanyaan ini terjawab setelah saya sampai di penginapan yang hanya beberapa meter dari perairannya. Halaman rumah yang berpasir pantai membuat suasana pantai sangat lekat walaupun saya tidak memandang ke arah perairannya.


Rasa takjub saya bertambah ketika guide yang merupakan seorang penduduk pulau tersebut mengajak kami jalan-jalan ke beberapa pulau lain dan ke tempat penangkaran penyu. Yang paling menarik menurut saya adalah Pulau Gosong. Pulau tersebut sangat kecil dan hanya berisi hamparan pasir pantai. Dari pulau tersebut kami dapat memandang pulau-pulau lain yang tampak hijau. Pemandangan yang sangat indah.




Rasa takjub semakin menggebu-gebu saat tiba waktunya untuk snorkeling. Ini pertama kalinya saya melakukan kegiatan tersebut. Sebelum turun ke air kami menggunakan perlengkapan snorkel dan guide pun memberi instruksi mengenai cara penggunaannya dan apa yang harus kami lakukan ketika melakukan snorkeling. Kemudian perlahan-lahan saya turun dari kapal ke air. Tadinya saya berpikir bahwa saya akan tetap ketakutan walau telah menggunakan pelampung, karena tidak bisa berenang dan perairannya pun pasti tidak semuanya sedangkal kolam renang anak-anak. Namun, apa yang ada di pikiran saya ternyata salah. Rasa takut sama sekali tidak ada, yang saya rasakan justru rasa kagum yang luar biasa dan mendadak menjadi merasa sangat gembira serta berulang-ulang memuji kehidupan di dalam laut yang sangat sangat sangat indah. Saya tersenyum, saya tertawa, saya menggerakkan badan di antara ikan-ikan yang sangat indah warnanya dan terumbu karang yang beraneka ragam bentuknya. Bahkan saat menulis ini saya sampai menghela napas dan tersenyum karena terbayang keindahan yang saya lihat dan rasakan sendiri saat itu. Sungguh karya yang sangat indah dari Sang Maha Pencipta.




Menyapih dengan Rela (Last Part)

Langsung kita lanjutkan postingan sebelumnya, yaitu Menyapih dengan Rela (Part 3) . Sakit membuatnya jauh dari kata nyaman. Nafsu makan pun ...