Jumat, 22 Juni 2018

Kolaborasi Ayah dan Ibu untuk Anak

Menjadi seorang ibu ternyata membuat saya memikirkan banyak hal. Semua itu demi masa depan anak tentunya. Salah satunya mengenai pola asuh terhadap anak. Setelah memiliki anak baru saya sadar bahwa sesungguhnya yang terbaik bagi anak adalah saat ayah dan ibunya dapat berkolaborasi dengan baik dalam mendidik.

Baru-baru ini ada yang viral di sosmed, yaitu tentang Azka (anak dari mas Deddy Corbuzier dan mbak Kalina Oktarani) yang menjadi lulusan terbaik. Saya ikut senang pastinya. Ikut merasakan haru yang dirasakan oleh orang tua Azka. Saya juga salut pada orang tua Azka yang tetap dapat berkolaborasi dengan baik untuk Azka. Mungkin itu merupakan salah satu hal penting yang memiliki andil besar sehingga putra mereka tetap dapat mengukir prestasi yang sangat memuaskan.

Saya juga teringat momen pendaftaran SMA. Saat itu kedua orang tua saya mengantar untuk mendaftar di SMA yang merupakan pilihan saya, sebuah SMA negeri yang mulai menerapkan bilingual. Saya pun membaca setiap pengumuman yang terpajang di sana, lalu mama menghampiri dan berkata "Mbak, yakin mau masuk sini? Bahasa Inggris semua gini, yakin nantinya kamu bisa ngikutin pelajarannya?". Saya menjawab "Yakin ma, insyaallah bisa". Kemudian ayah saya menghampiri dan sepertinya mendengar sebagian percakapan kami lalu berkata "Bisa dong ya mbak, bahasa inggris mudah kan ya, haha". Dari perkataan kedua orang tua saya itu, saya pun akhirnya tahu bahwa saya tetap harus percaya diri tetapi harus tetap waspada dengan kendala yang kemungkinan akan dihadapi.

Sekarang saya mengalaminya sendiri. Saya memiliki seorang anak yang usianya belum ada 1 tahun. Waktu itu kami mendampingi dia bermain dengan para sepupunya. Mereka bermain bola. Ayahnya pun mengajarkan untuk menendang bola dan dia pun bisa. Namun, beberapa hari kemudian tampak efek lainnya. Dia tidak hanya menendang bola. Barang-barang ditendanginya, sampai-sampai keranjang yang berisi peralatan mandinya pun juga ditendangi hingga berserakan. Tentu ini cukup menguji kesabaran. Tetapi saya sadar, di sinilah dia membutuhkan peran saya sebagai ibu, menunjukkan padanya bahwa tidak semua barang itu untuk ditendang. Menunjukkan mana yang dapat ditendang, mana yang tetap harus dipegang menggunakan tangan.

Ternyata tugas untuk menjadi orang tua tidak sesederhana mengajak anak bermain. Tugas ini membutuhkan tanggung jawab. Dibutuhkan kolaborasi dua sosok penting di sini, ayah dan ibu.


Menyapih dengan Rela (Last Part)

Langsung kita lanjutkan postingan sebelumnya, yaitu Menyapih dengan Rela (Part 3) . Sakit membuatnya jauh dari kata nyaman. Nafsu makan pun ...