Kamis, 09 November 2017

Makna dari “Pejuang ASI”

Awalnya saya tidak mengerti mengapa ada istilah “Pejuang ASI” bagi ibu-ibu menyusui. Setahu saya menyusui hanyalah sesuatu yang wajar setelah seorang ibu melahirkan. Namun, setelah merasakan sendiri, tampaknya saya mulai paham mengapa muncul istilah tersebut.

Saya merupakan seorang ibu baru yang baru saja melahirkan sekitar tiga setengah bulan yang lalu. Alhamdulillah proses melahirkan secara normal berjalan lancar. Pada hari yang sama dengan hari kelahiran anak pertama tersebut, ASI saya sudah keluar. It looks like everything’s smooth and nothing’s wrong. Tapi ternyata tidak semudah itu. Pada hari ketiga saya dapat pulang dari rumah sakit. Hari pertama setelah pulang dari rumah sakit masih berjalan lancar. Hari kedua, something happened. Anak saya BAB tetapi tidak kunjung BAK. Setelah ditunggu lama, sangat lama barulah sang anak BAK dan itu hanya sedikit sekali. Dia pun sangat rewel. Saya mulai panik, semakin panik, dan amat sangat panik. Saya berencana membawanya ke dokter spesialis anak. Namun, dia sudah semakin rewel. Saya coba mengeluarkan ASI untuk mengetahui seberapa banyak jumlahnya, dan ternyata amat sangat sedikit. Akhirnya saya membuka segel susu formula yang dibawakan dari rumah sakit. Dengan berat hati saya terpaksa harus membuat susu formula untuk diminumnya. Saya sampai menangis saat akan memutuskan hal tersebut. Ternyata benar, anak minum cukup banyak, artinya ASI saya saat itu tidak memadai untuk memenuhi kebutuhannya.

Saya masih tidak menerima kondisi tersebut dan tetap berharap agar anak saya bisa full ASI. Saya pun berjuang, tentunya dengan bantuan orang-orang di sekitar. Ibu saya setiap hari memasakkan sayur bayam, menu sehat, dan selalu menyediakan buah. Suami membelikan susu, jamu kemasan paket melahirkan, marning, dan edamame. Bahkan kakak ipar pun turut membantu dengan setiap hari ke pasar lalu mengantarkan jamu wejah ke rumah. I’m so thankful to people around me. Setiap hari saya harus melahap itu semua. Jamu sepahit itu pun tetap diminum. Obat dari dokter juga rutin saya konsumsi. Semua demi menghasilkan ASI yang memadai untuk anak dan tidak boleh ada kata bosan untuk sayur bayam serta makanan sehat.

Alhamdulillah, perjuangan membuahkan hasil yang memuaskan. Setelah selama 2 hari minum susu formula, akhirnya ASI sudah memadai. Saya mencoba memompa dan hasilnya sudah sama dengan takaran susu formula yang diminum sesuai kebutuhan anak saya. Dia akhirnya dapat kembali menikmati ASI sepenuhnya, minuman paling nikmat di dunia baginya. Beruntungnya anak saya tetap meminum ASI dengan lahap dan tidak bingung puting walaupun sempat minum lewat botol selama 2 hari. Terima kasih nak, pasti kamu sangat berjuang.

Tidak hanya itu saja. Saat usia anak sekitar 3 bulan, dia batuk dan demam. Kondisi yang sedang tidak enak tersebut membuatnya minum ASI lebih sedikit dari biasanya. Setelah sembuh, keinginannya untuk minum sudah pulih lagi. Namun, produksi ASI saya justru tidak sebanyak biasanya. Alhamdulillah, dia tetap semangat untuk menyusu kepada saya. Mungkin daya hisapnya dengan sendirinya memulihkan produksi ASI, sehingga produksi ASI saya pun kembali normal. Terima kasih nak untuk perjuanganmu.

Masih ada kisah lainnya. Waktu itu saya juga pernah mengalami mood yang sangat jelek. Tadinya saya tidak mengira bahwa itu akan berpengaruh pada produksi ASI. Namun, saya benar-benar mengalami sendiri. Ternyata produksi ASI saya menurun saat saya merasa sangat bad mood. Akhirnya saya berusaha sebisa mungkin untuk menghindari bad mood. Beruntungnya, sang anak tetap semangat untuk menyusu dan ASI saya produksinya dapat membaik dengan cepat. Alhamdulillah.

Sekitar usia anak tiga setengah bulan ada lagi yang terjadi. Saya merasa bahwa produksi ASI stabil, tetapi anehnya dia seperti sudah kehabisan ASI di pd kanan lalu akhirnya saya pun melanjutkan ke pd yang kiri. Saya tekan memang pd kanan ASInya sudah tidak keluar lagi. Padahal pd itu rasanya masih kencang di sebagian sisi, terasa masih ada ASI di dalamnya. Rasanya pun sangat sakit. Akhirnya setelah anak saya tidur, langsung saya melakukan kompres air hangat dan massage pd dengan baby oil. Setelah anak saya menyusu lagi barulah terasa bahwa bagian yang tadi ASInya seperti masih tertampung sudah mau kluar. Pd saya pun akhirnya normal kembali, tidak terasa kencang dan sakit. Terima kasih nak sudah membantu perjuangan ini.

Sejak saat itu saya sadar bahwa menyusui memang butuh perjuangan. Mungkin itulah yang membuat muncul istilah pejuang ASI bagi ibu-ibu yang menyusui. Tetap semangat ya ibu-ibu untuk terus dapat menyusui hingga anak usia 2 tahun.


Jangan lupa bahagia 😊

Selasa, 31 Oktober 2017

Dokter Kandungan yang Recommended di Semarang dan Tangerang

Selama masa kehamilan, selama beberapa bulan saya tinggal di Semarang dan beberapa bulan di Tangerang. Beruntungnya, di kedua kota tersebut saya sama-sama kontrol di dokter kandungan yang ternyata sangat recommended.

Saat di Semarang, yaitu sejak mengetahui bahwa saya hamil, saya memulai cek kehamilan di dr. Purnomo Hartanto, Sp.OG. Sejak cek yang pertama kali saya sudah merasa bahwa saya akan berlanjut kontrol di dokter ini saja. Pertimbangan saya adalah dokternya ramah, supel, cakap, tidak membuat panik, dan selalu mau menjawab setiap pertanyaan pasien. Satu lagi, dokter ini juga pernah menangani kakak saya saat melahirkan dan sama sekali tidak mengecewakan. Beliau praktik di RS Columbia Asia dan RS Panti WIlasa Citarum. Biasanya pengguna asuransi memilih ke RS Columbia Asia dan pengguna BPJS ke RS Panti Wilasa Citarum.

Sekitar 4 bulan usia kehamilan, saya ke Tangerang. Di Tangerang saya memutuskan untuk cek kehamilan rutin dengan dr. Baruch Djaja Sp. OG. Dokter tersebut merupakan rekan dokter Purnomo. Saya pun kontrol dengan dokter Baruch atas rekomendasi dari dokter Purnomo. Awalnya saya ragu apakah akan cek kandungan dengan dokter yang disarankan tersebut atau tidak. Sebab tempat praktiknya lumayan jauh dari rumah. Dokter Baruch praktik di Eka Hospital BSD. Namun, saya mencoba meluangkan waktu untuk dapat kontrol dengan dokter tersebut daaan ternyata sangat memuaskan. Dokter ini amat sangat ramah sekali, bahkan lebih ramah daripada dokter Purnomo. Beliau juga dengan sabar menjawab setiap pertanyaan pasien dan juga memberikan saran. USG pun dijelaskan dengan detail. Akhirnya saya memutuskan untuk selalu kontrol dengan dokter Baruch saat di Tangerang. Walaupun harus menempuh jarak yang tidak dakat dan merogoh kocek cukup dalam karena beliau praktik di rumah sakit yang cukup mahal.

Saat usia kandungan sekitar 8 bulan, saya kembali ke Semarang karena berencana akan melahirkan di Semarang. Saya berlanjut cek kehamilan di Columbia Asia Hospital dengan dokter Purnomo. Alhamdulillah, semua berjalan lancar. Saat usia kehamilan 39 mingggu 4 hari saya melahirkan. Tiba di rumah sakit pukul 5 pagi, saya chat dokter Purnomo via WA dan beliau juga merespon dengan baik. Pukul 9.40 WIB saya melahirkan secara normal. Alhamdulillah, sakit yang luar biasa selayaknya orang melahirkan dapat terlalui dengan cukup cepat. Setelah bayi lahir hilang semua rasa sakit. Bahkan saat dijahit pasca melahirkan pun saya masih bisa ngobrol dengan dokter Purnomo dan beliau juga dengan tenangnya menjahit sambil menganggapi obrolan saya. Sekali lagi Alhamdulillah, tidak ada rasa sakit saat dijahit, hanya terasa bahwa sedang  dijahit, tetapi tidak sakit. Saya benar-benar bersyukur. 

Oh ya, ada sedikit saran untuk ibu-ibu yang sedang mengandung. Jika kontrol ke dokter kandungan sebaiknya benar-benar dipilih dokter yang memang cocok. Sehingga tidak perlu berganti-ganti dokter kandungan. Misal kontrol awal tidak cocok dengan dokternya, maka segeralah cari dokter yang benar-benar cocok. Bila ingin melahirkan di kota lain juga sebaiknya jangan terlalu berdekatan dengan HPL agar dokter di tempat yang dituju tahu betul tentang riwayat kehamilan dan lebih cepat tanggap.


Anyway, terima kasih dokter Purnomo, terima kasih dokter Baruch 😊

Sabtu, 01 Juli 2017

Kawasan Kuliner Siang dan Kuliner Malam di Semarang

Hai, jumpa lagi di tulisan tentang kuliner. Kali ini saya akan membahas tempat di Semarang yang asik untuk menikmati kuliner pada siang dan malam hari. Jadi, bagi Anda yang sedang berkunjung ke Semarang dan ingin bersantap siang maupun bersantap malam tidak perlu bingung lagi.

Untuk bersantap siang, tempat favorit saya adalah Taman Segitiga Erlangga. Kawasan kuliner ini tidak jauh dari Simpang Lima, tepatnya ada di belakang toko oleh-oleh Brilliant, posisinya ada di kanan jalan. Tempat ini berisi beberapa pedagang makan. Ada yang menjual tahu gimbal, es campur, es duren, es dawet duren, siomay, bakso, rujak pun juga ada. Banyak pilihan makanan di tempat ini. Dua menu yang jadi andalan saya adalah es dawet duren dan siomay. Bagi pecinta durian, silakan cicipi es dawet duren di tempat ini. Dijamin akan ketagihan. Benar-benar terpuaskan oleh nikmatnya durian yang dipadukan dengan dawet. Harga makanan di kawasan ini juga ramah kantong, kisaran harganya sekitar dua puluh ribuan. Memang nikmat makan siang di sini. Makan di bawah pohon yang rindang diiringi oleh alunan musik. Jangan terlalu sore datang ke tempat ini, karena pada sore hari sudah tutup dan menjelang sore biasanya beberapa menu sudah habis. Apalagi jika ingin menikmati dawet duren, jangan sampai terlambat karena itu benar-benar laris manis.

Para pedagang makanan di Taman Segitiga Erlangga


 Es dawet duren

Bakso Malang

Siomay

Untuk kuliner malam, saya menyarankan untuk mengunjungi kawasan Simpang Lima. Di tepi jalan berjajar pedagang kaki lima yang menjual berbagai menu makanan. Tinggal pilih menu yang diinginkan. Sedikit tips, pilih tempat yang memang ramai pengunjung, karena biasanya memang enak dan harganya bersahabat. Favorit saya di tempat ini adalah nasi ayam Bu Widodo. Tempatnya ada di ujung jalan antara Mall Ciputra dan Matahari Plaza Simpang Lima, pada sisi kanan jalan jika akan masuk ke Jalan KH Ahmad Dahlan. Menikmati nasi ayam dengan piring beralaskan daun pisang ini sangatlah nikmat. Apalagi bersantap sambil lesehan dan memandang ramainya jalanan Simpang  Lima Semarang di malam hari, makin terasa nikmatnya. Rasa dari nasi ayamnya pun enak menurut saya, gurihnya pas. Mengenai harga tidak perlu khawatir, seporsi nasi ayam hanya 11.000 rupiah saja. Tinggal tambah harga lagi jika ingin tambahan lauk. Ada ayam, ada gorengan, ada sate jeroan. Bila mengajak anak kecil juga tidak perlu khawatir karena bisa pesan tidak pedas (tanpa sayur labu) dan juga bisa pesan setengah porsi yang harganya menjadi 8.000 saja. 

Seporsi nasi ayam Bu Widodo

Suasana ramai di nasi ayam Bu Widodo 


Penjual nasi ayam

Sate jeroan

Selamat bersantap di kawasan kuliner Semarang 😊

Minggu, 11 Juni 2017

Mencicipi Laksa Khas Tangerang

Laksa memang nama makanan yang sudah tidak asing bagi sebagian besar orang. Banyak yang lebih mengenal makanan ini dengan taste Melayu. Namun, ternyata ada juga laksa yang khas Tangerang. Bahkan di Tangerang ada suatu kawasan kuliner yang khusus menjual laksa, tepatnya di sudut antara Jalan Jend. Sudirman dan Jalan Moch. Yamin.

 Kawasan kuliner laksa Tangerang


Kios-kios laksa berjejeran

Semua kios di kawasan kuliner ini khusus menjual laksa. Untuk minumnya kita dapat menikmati teh botol, air putih kemasan, maupun kelapa muda. Sebagai cemilan, ada juga otak-otak yang dijual di kawasan ini. Mengenai harga, tidak perlu khawatir. Harga paket laksa sudah dengan teh botol cukup 20 ribuan saja. Tergantung lauk yang dipilih, jika menggunakan telur bisa kurang dari 20.000. Sedangkan jika menggunakan ayam sedikit lebih dari 20.000 rupiah. Ayam yang disajikan di sini pun sudah ayam kampung. 

Otak-otak dan laksa dengan telur rebus dan ayam

Untuk rasa, menurut saya tergantung selera. Memakan laksa Tangerang ini mungkin ibarat makan durian. Bila suka akan sangat suka dan jika tidak suka maka benar-benar tidak suka. Kuah laksa ini kaya akan rempah-rempah dan ada potongan kentang di dalamnya. Disajikan dengan karbohidrat berupa seperti mie besar-besar yang terbuat dari tepung beras. Untuk lauknya ada dua pilihan, yaitu telur rebus atau ayam.

Tampak dekat laksa Tangerang dengan lauk ayam kampung

Bagaimana para pecinta kuliner, ingin mencicipi uniknya laksa Tangerang? 😋

Selasa, 25 April 2017

Ikut Meramaikan Big Bad Wolf Book Sale Jakarta 2017

Mulai tanggal 21 April hingga 2 Mei 2017 diselenggarakan sebuah bazaar buku yang besar di ICE BSD yang dinamai Big Bad Wolf (BBW). Tidak butuh tiket masuk, pengunjung dapat masuk secara gratis, hanya perlu membayar parkir saja. Pada acara ini dijual berbagai macam buku, baik lokal maupun internasional dengan diskon yang sangat besar, yaitu 60%-80%. Woowww, sangat menggiurkan ya harga yang ditawarkan. Yang lebih seru lagi, event ini berlangsung dengan total 280 jam dan setiap hari buka selama 24 jam. 

Tidak mau ketinggalan event menarik ini, saya pun berkunjung ke sana pada hari Sabtu tanggal 22 April 2017. Saya tiba di tempat tersebut sudah cukup malam, sekitar pukul 20.30 WIB. Namun, di luar dugaan, tempat ini ternyata masih sangat ramai. Tidak hanya orang dewasa, remaja dan anak-anak pun juga sangat antusias datang ke sini. Ketika akan memasuki hall saya melihat pemandangan yang menyenangkan, yaitu para pengunjung yang memborong buku hingga memenuhi trolley yang didorongnya. Cukup besar ternyata minat baca yang ada.

Setelah memasuki hall, terlihat begitu banyak buku tersusun rapi di ruangan yang sangat luas itu. Tidak hanya orang tua saja yang antusias memilih buku, tetapi juga anak-anak. Sebab buku yang tersedia memang tidak hanya buku untuk remaja atau orang dewasa saja, tetapi juga untuk anak-anak. Bahkan buku impor untuk anak-anak sangat variatif, menarik, dan sangat murah pastinya. Puzzle lokal yang sangat murah meriah untuk anak-anak pun juga tersedia. 

Buku impor untuk anak-anak yang berupa board book harganya ada yang hanya 20.000 rupiah saja. Dengan uang 30.000 rupiah, board book yang isinya sudah berupa pop-up book sudah dapat terbeli. Padahal biasanya harganya bisa lebih dari 100.000 rupiah. Harga buku fiksi maupun non-fiksi lokal sekitar 10.000 rupiah pun banyak. Novel dengan harga sekitar 25.000 rupiah juga sangat bervariasi.


Suasana di BBW 2017 pada malam hari

Board Book yang hanya 30.000 rupiah

Board Book yang hanya 20.000 rupiah

Buku non-fiksi

Buku non-fiksi

Beberapa buku hasil hunting di BBW 2017

Sangat menyenangkan dikelilingi oleh begitu banyak buku yang menarik dan murah meriah. Rasanya masih ingin membeli banyak buku di sini, tetapi kaki dan pinggang sudah sangat pegal untuk berkeliling lagi. Jadi saya memutuskan untuk pulang dengan membeli beberapa buku menarik yang sudah saya dapatkan. Anda belum berkunjung ke BBW 2017? Jangan khawatir, masih ada waktu hingga tanggal 2 Mei 2017 pukul 23.59 WIB.

Happy world book day 😊


Rabu, 05 April 2017

Serunya Berlibur ke Beijing (Part 2)

Hai, akhirnya sampai juga pada lanjutan dari tulisan saya sebelumnya yaitu Serunya Berlibur ke Beijing (Part 1). Pada artikel ini saya akan berlanjut menceritakan tempat-tempat yang kami kunjungi di Beijing pada hari keempat hingga kembali ke tanah air.

Perjalanan hari keempat (Rabu, 15 Februari 2017)
Pada hari keempat ini, saya memutuskan untuk beristirahat di hotel terlebih dahulu. Lebih tepatnya saya dan suami. Sebab badan sudah benar-benar lelah sedangkan kondisi sedang hamil, jadi saya memutuskan untuk prioritaskan kondisi tubuh. Di hari ketika saya beristirahat ini, keluarga mengunjungi Summer Palace dan Qianmen Street.

1.      Summer Palace
Keluarga bercerita bahwa tempat ini merupakan kawasan kuil yang amat sangat luas dan sangat indah juga. Di kawasan ini juga terdapat danau. Begitu banyak bagian tempat ini yang bagus untuk berfoto ria. Entah bagaimana remuk redamnya rasa kaki dan pinggang saya jika ikut mengunjungi tempat ini, haha.

Berfoto di Summer Palace

2.      Qianmen Street
Menjelang malam keluarga berlanjut menuju Qianmen street. Kawasan ini enak untuk berjalan-jalan santai dan juga berbelanja, karena kawasan ini memang bebas dari kendaraan bermotor. Suasana khas Cina sangat terasa di sini. Di area yang sangat luas ini terdapat berbagai macam pertokoan. Ada Madame Tussauds, kedai teh, berbagai macam tempat makan, berbagai macam toko dan kios yang menjual beraneka barang serta pernak-pernik juga ada di tempat ini. Harganya pun cukup terjangkau. Keesokan harinya kami semua bersama-sama mengunjungi Qianmen Street lagi setelah mengunjungi Bird Nest Stadium.

Tampak depan Madame Tussauds di Qianmen Street

Suasana Qianmen Street saat malam hari

Gang tempat berbelanja di Qianmen Street

Makan di restoran sekitar Qianmen Street

Saat keluarga mengunjungi Summer Palace dan Qianmen street pada hari keempat, saya dan suami memutuskan untuk banyak beristirahat. Tidur di penginapan untuk melepas lelah agar besok sudah fit lagi. Siang hari baru kami keluar untuk mencari makan.

1.      Jalan-jalan dan kuliner di sekitar penginapan
Kami berdua beranjak dari penginapan dan berjalan-jalan di sekitar penginapan untuk mencari makan juga melihat-lihat apa saja yang ada di dekat penginapan. Kami pun makan cukup enak dengan menu nasi dengan sayuran dan ayam. Entah kenapa porsi makan di China selalu jumbo dan selalu terlihat warga lokal baik pria maupun wanita sanggup menghabiskan porsi jumbo tersebut. Kami juga membeli beberapa cemilan yang menurut kami enak. Di dekat penginapan juga ada tempat yang menjual mie dengan rasa yang enak dan kita dapat memilih isiannya sendiri.

Nasi ayam dan sayur

Snack ayam

Mie dengan isinya yang pilih sendiri

2.      Menikmati makan malam di cafe penginapan
Untuk makan malam, kami berdua memutuskan tidak keluar dari penginapan lagi. Hanya turun ke lantai dasar untuk makan malam di cafe yang ada di penginapan. Menu pilihan kali ini adalah spaghetti bolognese dan kentang goreng. Rasa spaghetti nya lumayan dan kentang gorengnya sangat enak menurut saya. Jadi, keputusan untuk menginap di Dragon King Hostel ini adalah keputusan yang tepat.

Spaghetti dan kentang goreng di Dragon King Hostel

Perjalanan hari kelima (Kamis, 16 Februari 2017)
1.      Houhai Lake
Yeay, hari ini saya sudah kembali bertenaga. I’m ready to go around. Hari ini kami keluar dari penginapan sekitar pukul setengah 11 untuk menuju Houhai Lake. Kami mendengar info bahwa bila Houhai Lake membeku, tempat tersebut dapat digunakan untuk bermain ice skating. Sayangnya saat ke sana, ternyata Houhai Lake sedang tidak membeku, jadi kami hanya berfoto sebentar di sana. Di sana juga ada beberapa toko souvenir dan beberapa cafe, tetapi kami lebih memilih untuk berfoto saja lalu beranjak ke destinasi selanjutnya, yaitu National Stadium atau yang biasa disebut dengan Bird Nest Stadium.

Berfoto di Houhai Lake

2.      Bird Nest Stadium
Saat tiba di Bird Nest Stadium langsung dapat diketahui kenapa tempat ini diberi nama Bird Nest Stadium. Ternyata stadion ini memeliki bentuk yang menyerupai sangkar burung. Saat melihat Bird Nest Stadium di sebelah kanan, di sisi sebelah kiri juga tampak National Aquatic Center atau Water Cube yang digunakan untuk cabang olahraga air. Kawasan ini sangat luas dan stadionnya tampak sangat modern. Di sini juga ada tempat yang disediakan utuk bermain ski, tetapi karena beberapa hari yang lalu sudah bermain ski, jadi kami memutuskan untuk tidak bermain ski di sini. Cukup berjalan-jalan dan foto-foto saja. Itu pun sudah sangat lelah karena tempat ini cukup luas, ditambah dengan angin yang kencang saat itu membuat kami semakin kedinginan. Oh ya, ada yang menarik di sini. Sebelum masuk ke area ini ada sebuah toko souvenir yang penjualnya bisa menjual dengan Bahasa Indonesia. Walaupun mereka tidak benar-benar mengusai Bahasa Indonesia, tetapi mereka dapat sedikit-sedikit bahasa kita untuk berjualan, sehingga ini cukup membantu kami dalam berbelanja. Apalagi barang-barang di tempat ini termasuk murah.

Berfoto di depan Bird Nest Stadium

Perjalanan hari keenam (Jum’at, 17 Februari 2017)
1.      Temple of Heaven
Hari ini kami baru keluar dari penginapan sekitar pukul 11.30 sebab harus packing terlebih dahulu. Kemudian memutuskan untuk menuju Temple of Heaven. Ternyata kawasan ini sangat asri. Tidak hanya berisi kuil saja, tetapi juga memiliki taman luas yang cocok untuk berjalan-jalan sambil menikmati suasana. Di taman tersebut banyak nenek dan kakek yang berkumpul sambil bermain kartu, mahjong, maupun berolahraga. Sangat senang melihat nenek dan kakek yang ada di sini beraktivitas bersama-sama. Mereka tampak sehat dan bugar walaupun sudah lanjut usia.

Berfoto di Temple of Heaven

Foto dengan warga lokal setelah olahraga bersama

2.      Hongqiao Pearl Market
Hanya dengan berjalan kaki dari Temple of Heaven, kami sudah dapat mencapai Hongqiao Pearl Market. Jaraknya cukup dekat. Tempat ini berbentuk seperti mall. Pada lantai atas digunakan untuk para penjual perhiasan, khususnya pearl. Sedangkan lantai-lantai sebelumnya menjual berbagai macam barang, ada kosmetik, pernak-pernik untuk oleh-oleh, tas, juga baju. Ada sedikit tips untuk berbelanja di tempat ini, yaitu kita sebaiknya mengetahui kisaran harga barang yang akan dibeli, sebab ada banyak penjual yang menawarkan dengan harga tinggi terlebih dahulu. Kadang harga awal yang ditawarkan tidak masuk akal, bisa sampai 5 kali dari harga sesungguhnya, walaupun ada juga yang mulai menawarkan hanya dari 2 kali harga sesungguhnya.

Setelah dari Hongqiao Pearl Market kami kembali ke Dragon King Hostel untuk beristirahat sejenak dan final packing. Pukul 9 malam berangkat menuju bandara. Jadwal pesawat pukul 1.30 menggunakan Malaysia Airlines dan transit di KLIA. Karena delay beberapa saat, kami tiba di Soetta sekitar pukul 13.30 WIB pada hari Sabtu, 18 Februari 2017.

Itulah kisah kami saat berlibur ke Beijing, seru dan tetap menyenangkan. Mungkin teman-teman yang suka travelling tanpa travel agent juga dapat mengunjungi tempat-tempat yang kami kunjungi ini saat berlibur ke Beijing dan menggunakan tulisan ini sebagai pedoman untuk menentukan destinasi wisata.

Happy travelling ☺

Jumat, 31 Maret 2017

Serunya Berlibur ke Beijing (Part 1)

Sekitar dua bulan lalu, tepatnya tanggal 11-17 Februari 2017 saya dan keluarga berlibur ke Beijing, China. Berlibur ke negara yang belum pernah kami kunjungi dan bahasanya pun tidak dikuasai. Yang lebih wow lagi, kami pergi tanpa travel agent, tampak nekad ya. Dalam tulisan kali ini saya akan berbagi cerita mengenai tempat-tempat yang dikunjungi selama berlibur ke Beijing.

Kami berangkat hari Sabtu, 11 Februari 2017 menggunakan Malaysia Airlines pada pukul 12.15 WIB lalu transit di KLIA (Malaysia), lanjut pukul 18.23 menuju Capital International Airport Beijing. Durasi perjalanan selanjutnya ini sekitar 6 jam. Tiba di bandara Beijing hari Minggu, 12 Februari 2017 pukul 00.20. Beijing memiliki waktu 1 jam lebih cepat dari WIB.

Tujuan pertama setelah beres dari bandara adalah naik taksi dan langsung berlanjut ke penginapan yang sudah dipesan, yaitu Dragon King Hostel. Lelah bercampur dingin kami rasakan dan ingin segera beristirahat. Suhu saat tiba di bandara adalah -5 derajat Celcius.

                  Perjalanan Hari Pertama (Minggu, 12 Februari 2017)
1.     Tiananmen Square
Kami berangkat dari penginapan sekitar pukul 10 menuju Tiananmen Square dari Stasiun Subway Zhangzizhonglu, yaitu yang terdekat dari penginapan. Dengan berjalan kaki kurang dari 5 menit kami sudah dapat mencapai subway station tersebut. Sebelum memasuki lapangan Tiananmen harus melalui antrian panjang untuk security check terlebih dahulu. Setelah itu kami dapat mencapai lapangan Tiananmen dan berfoto di dekat tiang bendera yang dijaga oleh petugas keamanan China yang selalu berdiri tegap.

Lapangan Tinanmen

2.     Forbidden City
Dari Tiananmen kami berjalan ke Forbidden City yang sangat berdekatan. Kedua tempat ini berseberangan dan terhubung oleh sebuah jalan bawah tanah. Kawasan Forbidden City ternyata amat sangat luas. Walaupun merasa sudah berjalan cukup lama, tapi ternyata itu masih sebagian kecil dari Forbidden City yang kami lalui, bahkan ternyata baru sampai pada loket pembelian tiket. Tidak heran banyak warga lokal yang berkunjung ke sini dengan membawa sekantung plastik bekal makanan dan minuman. Kami melanjutkan perjalanan masuk yang panjang, hingga beberapa kali beristirahat sambil berfoto juga tentunya. Saat berada di dalam saya merasa seperti berada di kuil-kuil dalam film kungfu yang pernah saya tonton. Kami pun terus berjalan sambil menikmati suasana kuil dan udara yang dingin. Menuju pintu keluar kami melalui taman yang indah terlebih dahulu. Tentunya kami juga berfoto di taman ini. Setelah keluar, dapat dijumpai sungai yang membeku karena suhu yang rendah saat itu.

Dekat loket tiket Forbidden City

Manisan buah yang dijual setelah pintu keluar Forbidden City

3.     Wangfujing Street
Dari Forbidden City kami naik bis untuk mencapai Wangfujing Street. Kawasan ini merupakan sepanjang jalan yang berisi mall dan pertokoan besar. Merupakan kawasan untuk berbelanja barang branded dan tetap ada tempat-tempat untuk menikmati kuliner. Saya juga melihat ada moslem food di sini. Kami pun berjalan hingga menemukan sebuah gang yang kental dengan suasana China dan berisi kuliner khas China. Di sini juga ada beberapa macam extrem food seperti kalajengking, kaki seribu, dan lainnya yang tentu saja kami tidak berani mencobanya.

Wangfujing Street

Extrem food

Perjalanan hari kedua (Senin, 13 Februari 2017)
1.     Great Wall
Sekitar pukul setengah sepuluh kami kembali memulai perjalanan. Hari ini tujuannya adalah Badaling Great Wall. Pilihan jatuh pada Badaling karena menurut kami inilah yang paling mudah dijangkau dari tempat menginap. Seperti hari sebelumnya, perjalanan dimulai dari Stasiun Subway Zhangzizhonglu. Kami menuju ke Stasiun Jishuitan, lalu berjalan kaki terlebih dahulu hingga tiba pada tempat di mana kami dapat mulai naik bis nomor 877 menuju Great Wall di Badaling. Perjalan dengan naik bis ini kurang lebih selama 1 jam.

Walaupun bukan weekend ternyata Great Wall di Badaling ini tetap penuh oleh pengunjung. Kami memutuskan untuk membeli tiket masuk dan sliding car untuk mempercepat menikmati Great Wall, sebab batas waktu agar dapat naik bis lagi adalah pukul 4 sore.

Jalur untuk full berjalan kaki dengan yang menggunakan sliding car berbeda. Kami pun naik sliding car hingga titik tertentu, dilanjutkan berjalan kaki hingga mencapai puncak. Pemandangan dari ketinggian ini tentu saja sangat luas. Angin yang cukup kencang dan dingin membuat suasana semakin layak untuk dinikmati. Semua pengunjung asik berfoto sepanjang perjalanan. Lalu kita dapat berjalan kaki turun hingga titik tertentu untuk melanjutkan turun dengan sliding car lagi. Saya sangat menikmati perjalanan turun dengan sliding car yang ternyata memang asik ini.

Perjalanan naik dengan sliding car

Pemandangan Great Wall

Berfoto di Badaling Great Wall

2.     Silk Market
Destinasi selanjutnya adalah Silk Market. Tempat ini berbentuk mall dengan toko-toko dan ada food court di dalamnya. Namun, kami tidak berbelanja di sini. Kebanyakan barang yang dijual di sini adalah tiruan dari barang branded. Menurut saya barang-barang di sini harganya mahal, walaupun memang lebih murah jika dibandingkan dengan barang aslinya yang amat sangat mahal sekali. Jadi cukup berjalan-jalan menikmati suasana saja dan juga makan di tempat ini. Oh ya, pada area food court yang ada di sini juga terdapat halal food.

Berfoto di Silk Market


Perjalanan hari ketiga (Selasa, 14 Februari 2017)
1.     Nanshan Ski
Pada hari ini kami berencana untuk bermain ski. Demi serunya bermain ski kami harus beranjak sebentar dari kota Beijing karena ingin menuju Nanshan Ski, berangkat sekitar pukul setengah sepuluh. Perjalanan dari Dragon King Hostel ke Nanshan Ski memang cukup jauh. Harus ke naik subway, lanjut naik bis, kemudian masih harus naik taksi juga. Perjalanan kami ini sekitar 3 jam.

Karena ini merupakan tempat bermain ski yang merupakan dataran tinggi, jadi ini merupakan tempat terdingin yang kami kunjungi. Mungkin suhunya mencapai -10 derajat Celcius. Tempat ini buka untuk winter pukul 09.00-17.30 dan 09.00-18.00 saat spring. Entrance ticket sebesar 20 CNY per orang, sedangkan tiket bermainnya 150 CNY untuk bermain selama 2 jam, 3 jam sebesar 180 CNY, dan 4 jam sebesar 210 CNY, dan 310 CNY untuk sehari. Itu hanya untuk bermainnya saja, belum termasuk sewa peralatan ski. Cukup mahal ya, tetapi memang seru, karena di negara kita ini kita tidak dapat bermain ski. Arenanya pun juga bagus, dipisahkan untuk yang masih belajar dengan yang sudah mahir, sehingga akan lebih aman.

Sebelum pukul 17.30 kami sudah keluar dari arena dan menuju bis yang ada di dekat tempat pembelian tiket. Selanjutnya naik bis yang berangkat pukul 17.30 menuju Woutan Subway Station agar kami mudah untuk ke destinasi berikutnya. Turun dari bis kami mengira bahwa suhu dinginnya hanya seperti biasanya, ternyata di dekat subway station ini sangat dingin, kami pun bergegas masuk ke subway station untuk kemudian menuju Yashow Market. Ketika berjalan dari tempat turun bis menuju subway station, kami melihat panyak pedagang bunga, ternyata ini adalah Valentine Day dan banyak muda mudi China yang merayakannya.

Suasana di arena ski

2.     Mencari Yashow Market
Kami turun di subway station sekitar Sanlitun Street untuk berjalan mencari Yashow Market. Di sekitar sini banyak mall dan cafe, semuanya pun sangat ramai pada Valentine Day ini. Kami berjalan melewati berbagai mall, tetapi tidak kunjung menemukan Yashow Market. Akhirnya kami memutuskan untuk makan dahulu di Burger King. Setelah bertanya kepada karyawan di tempat makan itu, ternyata diperoleh info bahwa Yashow Merket sedang tidak beroperasi, entah mengapa karena kami juga kesulitan berkomunikasi dengan pegawai tersebut akibat kesulitan bahasa. Kami pun memutuskan untuk kembali ke penginapan setelah makan.

Suasana Sanlitun Street

Itulah tempat-tempat yang kami kunjungi dari hari pertama hingga hari ketiga selama berlibur di Beijing. Untuk perjalanan hari-hari berikutnya akan saya tulis dalam Serunya Berlibur ke Beijing (Part 2).



Selasa, 31 Januari 2017

Pendidikan Tinggi Tapi Tidak Bekerja, Percumakah? Baca Ini Yuk

Saya termasuk salah satu orang yang ikut berbahagia karena sekarang masyarakat Indonesia banyak yang menyelesaikan pendidikannya hingga bangku perkuliahan. Banyak lulusan S1, bahkan yang menempuh hingga S2 pun kini sudah banyak. Sayangnya, saat ada orang yang latar belakang pendidikannya baik tetapi tidak bekerja, maka akan banyak orang yang berkata “Buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya tidak bekerja?”

Oke, sekarang saatnya kita melihat kejadian di sekitar. Ada orang yang menyerobot suatu antrean, beberapa penumpang commuter line sulit diatur untuk mendahulukan penumpang yang keluar, dan ada orang yang membuang sampah sembarangan. Menurut Anda, apa yang membuat semua itu terjadi? Ya, itu adalah pengaruh dari tingkat pendidikan. Bedakan kondisi tersebut dengan yang terjadi di negara yang lebih maju dari negara kita, yang tingkat pendidikannya sudah lebih baik lagi dari negara ini, hal-hal tersebut sudah sangat jarang terjadi. Inilah bagaimana pendidikan dapat mempengaruhi pola pikir manusia.

Begitu pentingnya ternyata pengaruh pendidikan, sehingga kini tidak hanya kaum pria saja yang berusaha mengenyam pendidikan yang tinggi, tetapi juga kaum wanita. Namun, pada kenyataannya apabila seorang wanita yang latar belakang pendidikannya tinggi kemudian memutuskan untuk tidak bekerja dan kemudian menjadi ibu rumah tangga, akan banyak terdengar kalimat “Buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau ujung-ujungnya hanya jadi ibu rumah tangga saja?”

Sebelum mengucapkan kalimat itu sebaiknya kita perlu tahu dulu apa saja tugas dari seorang ibu rumah tangga. Jika tugas ibu rumah tangga hanya menyapu, mengepel, membersihkan perabot,  dan membersihkan kamar mandi saja mungkin tidak perlu pendidikan yang tinggi untuk dapat menyelesaikan semua itu. Namun, bagaimana dengan mendidik anak? Tentu saja hal ini butuh tanggung jawab yang besar. Jika hanya membesarkan saja mungkin lebih mudah, tetapi tugas seorang ibu tidak hanya itu saja, mereka juga harus dapat mendidik dengan sebaik-baiknya. Walaupun anak-anak nantinya disekolahkan, tetapi pendidikannya di rumah melalui ibu tetaplah pendidikan yang pertama dan utama.

Pola asuh sangatlah penting. Tentu saja orang tua tidak hanya mengharapkan anaknya tumbuh menjadi anak pintar yang nilai-nilai di sekolahnya selalu bagus saja, tetapi juga memiliki karakter yang baik. Tidak hanya sehat jasmani, tetapi juga memiliki mental yang baik. Ayah bekerja untuk mencari nafkah dan pastinya ibu yang akan lebih sering mendampingi anak-anak. Ibu harus dapat memastikan bahwa anak-anaknya dapat tumbuh menjadi anak yang pintar, yang memiliki minat belajar, yang menyadari pentingnya masa depan yang baik, yang sopan dalam bertutur kata, yang santun dalam bertingkah laku, yang berbahagia atas kehidupan yang dianugerahkan kepadanya, dan masih banyak yang lainnya. Bagaimana? Apakah tugas seorang ibu masih terdengar mudah? Maka dari itu pendidikan sangatlah penting bagi wanita. Bukan sekedar untuk mencari pekerjaan kantoran, tetapi jauh lebih penting dari itu, untuk membentuk generasi yang berkualitas sejak dini yang mulai dibangun dari lingkungan keluarga.



Never stop learning, never stop improving J

Menyapih dengan Rela (Last Part)

Langsung kita lanjutkan postingan sebelumnya, yaitu Menyapih dengan Rela (Part 3) . Sakit membuatnya jauh dari kata nyaman. Nafsu makan pun ...