Selasa, 31 Januari 2017

Pendidikan Tinggi Tapi Tidak Bekerja, Percumakah? Baca Ini Yuk

Saya termasuk salah satu orang yang ikut berbahagia karena sekarang masyarakat Indonesia banyak yang menyelesaikan pendidikannya hingga bangku perkuliahan. Banyak lulusan S1, bahkan yang menempuh hingga S2 pun kini sudah banyak. Sayangnya, saat ada orang yang latar belakang pendidikannya baik tetapi tidak bekerja, maka akan banyak orang yang berkata “Buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya tidak bekerja?”

Oke, sekarang saatnya kita melihat kejadian di sekitar. Ada orang yang menyerobot suatu antrean, beberapa penumpang commuter line sulit diatur untuk mendahulukan penumpang yang keluar, dan ada orang yang membuang sampah sembarangan. Menurut Anda, apa yang membuat semua itu terjadi? Ya, itu adalah pengaruh dari tingkat pendidikan. Bedakan kondisi tersebut dengan yang terjadi di negara yang lebih maju dari negara kita, yang tingkat pendidikannya sudah lebih baik lagi dari negara ini, hal-hal tersebut sudah sangat jarang terjadi. Inilah bagaimana pendidikan dapat mempengaruhi pola pikir manusia.

Begitu pentingnya ternyata pengaruh pendidikan, sehingga kini tidak hanya kaum pria saja yang berusaha mengenyam pendidikan yang tinggi, tetapi juga kaum wanita. Namun, pada kenyataannya apabila seorang wanita yang latar belakang pendidikannya tinggi kemudian memutuskan untuk tidak bekerja dan kemudian menjadi ibu rumah tangga, akan banyak terdengar kalimat “Buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau ujung-ujungnya hanya jadi ibu rumah tangga saja?”

Sebelum mengucapkan kalimat itu sebaiknya kita perlu tahu dulu apa saja tugas dari seorang ibu rumah tangga. Jika tugas ibu rumah tangga hanya menyapu, mengepel, membersihkan perabot,  dan membersihkan kamar mandi saja mungkin tidak perlu pendidikan yang tinggi untuk dapat menyelesaikan semua itu. Namun, bagaimana dengan mendidik anak? Tentu saja hal ini butuh tanggung jawab yang besar. Jika hanya membesarkan saja mungkin lebih mudah, tetapi tugas seorang ibu tidak hanya itu saja, mereka juga harus dapat mendidik dengan sebaik-baiknya. Walaupun anak-anak nantinya disekolahkan, tetapi pendidikannya di rumah melalui ibu tetaplah pendidikan yang pertama dan utama.

Pola asuh sangatlah penting. Tentu saja orang tua tidak hanya mengharapkan anaknya tumbuh menjadi anak pintar yang nilai-nilai di sekolahnya selalu bagus saja, tetapi juga memiliki karakter yang baik. Tidak hanya sehat jasmani, tetapi juga memiliki mental yang baik. Ayah bekerja untuk mencari nafkah dan pastinya ibu yang akan lebih sering mendampingi anak-anak. Ibu harus dapat memastikan bahwa anak-anaknya dapat tumbuh menjadi anak yang pintar, yang memiliki minat belajar, yang menyadari pentingnya masa depan yang baik, yang sopan dalam bertutur kata, yang santun dalam bertingkah laku, yang berbahagia atas kehidupan yang dianugerahkan kepadanya, dan masih banyak yang lainnya. Bagaimana? Apakah tugas seorang ibu masih terdengar mudah? Maka dari itu pendidikan sangatlah penting bagi wanita. Bukan sekedar untuk mencari pekerjaan kantoran, tetapi jauh lebih penting dari itu, untuk membentuk generasi yang berkualitas sejak dini yang mulai dibangun dari lingkungan keluarga.



Never stop learning, never stop improving J

Menyapih dengan Rela (Last Part)

Langsung kita lanjutkan postingan sebelumnya, yaitu Menyapih dengan Rela (Part 3) . Sakit membuatnya jauh dari kata nyaman. Nafsu makan pun ...