Jumat, 31 Maret 2017

Serunya Berlibur ke Beijing (Part 1)

Sekitar dua bulan lalu, tepatnya tanggal 11-17 Februari 2017 saya dan keluarga berlibur ke Beijing, China. Berlibur ke negara yang belum pernah kami kunjungi dan bahasanya pun tidak dikuasai. Yang lebih wow lagi, kami pergi tanpa travel agent, tampak nekad ya. Dalam tulisan kali ini saya akan berbagi cerita mengenai tempat-tempat yang dikunjungi selama berlibur ke Beijing.

Kami berangkat hari Sabtu, 11 Februari 2017 menggunakan Malaysia Airlines pada pukul 12.15 WIB lalu transit di KLIA (Malaysia), lanjut pukul 18.23 menuju Capital International Airport Beijing. Durasi perjalanan selanjutnya ini sekitar 6 jam. Tiba di bandara Beijing hari Minggu, 12 Februari 2017 pukul 00.20. Beijing memiliki waktu 1 jam lebih cepat dari WIB.

Tujuan pertama setelah beres dari bandara adalah naik taksi dan langsung berlanjut ke penginapan yang sudah dipesan, yaitu Dragon King Hostel. Lelah bercampur dingin kami rasakan dan ingin segera beristirahat. Suhu saat tiba di bandara adalah -5 derajat Celcius.

                  Perjalanan Hari Pertama (Minggu, 12 Februari 2017)
1.     Tiananmen Square
Kami berangkat dari penginapan sekitar pukul 10 menuju Tiananmen Square dari Stasiun Subway Zhangzizhonglu, yaitu yang terdekat dari penginapan. Dengan berjalan kaki kurang dari 5 menit kami sudah dapat mencapai subway station tersebut. Sebelum memasuki lapangan Tiananmen harus melalui antrian panjang untuk security check terlebih dahulu. Setelah itu kami dapat mencapai lapangan Tiananmen dan berfoto di dekat tiang bendera yang dijaga oleh petugas keamanan China yang selalu berdiri tegap.

Lapangan Tinanmen

2.     Forbidden City
Dari Tiananmen kami berjalan ke Forbidden City yang sangat berdekatan. Kedua tempat ini berseberangan dan terhubung oleh sebuah jalan bawah tanah. Kawasan Forbidden City ternyata amat sangat luas. Walaupun merasa sudah berjalan cukup lama, tapi ternyata itu masih sebagian kecil dari Forbidden City yang kami lalui, bahkan ternyata baru sampai pada loket pembelian tiket. Tidak heran banyak warga lokal yang berkunjung ke sini dengan membawa sekantung plastik bekal makanan dan minuman. Kami melanjutkan perjalanan masuk yang panjang, hingga beberapa kali beristirahat sambil berfoto juga tentunya. Saat berada di dalam saya merasa seperti berada di kuil-kuil dalam film kungfu yang pernah saya tonton. Kami pun terus berjalan sambil menikmati suasana kuil dan udara yang dingin. Menuju pintu keluar kami melalui taman yang indah terlebih dahulu. Tentunya kami juga berfoto di taman ini. Setelah keluar, dapat dijumpai sungai yang membeku karena suhu yang rendah saat itu.

Dekat loket tiket Forbidden City

Manisan buah yang dijual setelah pintu keluar Forbidden City

3.     Wangfujing Street
Dari Forbidden City kami naik bis untuk mencapai Wangfujing Street. Kawasan ini merupakan sepanjang jalan yang berisi mall dan pertokoan besar. Merupakan kawasan untuk berbelanja barang branded dan tetap ada tempat-tempat untuk menikmati kuliner. Saya juga melihat ada moslem food di sini. Kami pun berjalan hingga menemukan sebuah gang yang kental dengan suasana China dan berisi kuliner khas China. Di sini juga ada beberapa macam extrem food seperti kalajengking, kaki seribu, dan lainnya yang tentu saja kami tidak berani mencobanya.

Wangfujing Street

Extrem food

Perjalanan hari kedua (Senin, 13 Februari 2017)
1.     Great Wall
Sekitar pukul setengah sepuluh kami kembali memulai perjalanan. Hari ini tujuannya adalah Badaling Great Wall. Pilihan jatuh pada Badaling karena menurut kami inilah yang paling mudah dijangkau dari tempat menginap. Seperti hari sebelumnya, perjalanan dimulai dari Stasiun Subway Zhangzizhonglu. Kami menuju ke Stasiun Jishuitan, lalu berjalan kaki terlebih dahulu hingga tiba pada tempat di mana kami dapat mulai naik bis nomor 877 menuju Great Wall di Badaling. Perjalan dengan naik bis ini kurang lebih selama 1 jam.

Walaupun bukan weekend ternyata Great Wall di Badaling ini tetap penuh oleh pengunjung. Kami memutuskan untuk membeli tiket masuk dan sliding car untuk mempercepat menikmati Great Wall, sebab batas waktu agar dapat naik bis lagi adalah pukul 4 sore.

Jalur untuk full berjalan kaki dengan yang menggunakan sliding car berbeda. Kami pun naik sliding car hingga titik tertentu, dilanjutkan berjalan kaki hingga mencapai puncak. Pemandangan dari ketinggian ini tentu saja sangat luas. Angin yang cukup kencang dan dingin membuat suasana semakin layak untuk dinikmati. Semua pengunjung asik berfoto sepanjang perjalanan. Lalu kita dapat berjalan kaki turun hingga titik tertentu untuk melanjutkan turun dengan sliding car lagi. Saya sangat menikmati perjalanan turun dengan sliding car yang ternyata memang asik ini.

Perjalanan naik dengan sliding car

Pemandangan Great Wall

Berfoto di Badaling Great Wall

2.     Silk Market
Destinasi selanjutnya adalah Silk Market. Tempat ini berbentuk mall dengan toko-toko dan ada food court di dalamnya. Namun, kami tidak berbelanja di sini. Kebanyakan barang yang dijual di sini adalah tiruan dari barang branded. Menurut saya barang-barang di sini harganya mahal, walaupun memang lebih murah jika dibandingkan dengan barang aslinya yang amat sangat mahal sekali. Jadi cukup berjalan-jalan menikmati suasana saja dan juga makan di tempat ini. Oh ya, pada area food court yang ada di sini juga terdapat halal food.

Berfoto di Silk Market


Perjalanan hari ketiga (Selasa, 14 Februari 2017)
1.     Nanshan Ski
Pada hari ini kami berencana untuk bermain ski. Demi serunya bermain ski kami harus beranjak sebentar dari kota Beijing karena ingin menuju Nanshan Ski, berangkat sekitar pukul setengah sepuluh. Perjalanan dari Dragon King Hostel ke Nanshan Ski memang cukup jauh. Harus ke naik subway, lanjut naik bis, kemudian masih harus naik taksi juga. Perjalanan kami ini sekitar 3 jam.

Karena ini merupakan tempat bermain ski yang merupakan dataran tinggi, jadi ini merupakan tempat terdingin yang kami kunjungi. Mungkin suhunya mencapai -10 derajat Celcius. Tempat ini buka untuk winter pukul 09.00-17.30 dan 09.00-18.00 saat spring. Entrance ticket sebesar 20 CNY per orang, sedangkan tiket bermainnya 150 CNY untuk bermain selama 2 jam, 3 jam sebesar 180 CNY, dan 4 jam sebesar 210 CNY, dan 310 CNY untuk sehari. Itu hanya untuk bermainnya saja, belum termasuk sewa peralatan ski. Cukup mahal ya, tetapi memang seru, karena di negara kita ini kita tidak dapat bermain ski. Arenanya pun juga bagus, dipisahkan untuk yang masih belajar dengan yang sudah mahir, sehingga akan lebih aman.

Sebelum pukul 17.30 kami sudah keluar dari arena dan menuju bis yang ada di dekat tempat pembelian tiket. Selanjutnya naik bis yang berangkat pukul 17.30 menuju Woutan Subway Station agar kami mudah untuk ke destinasi berikutnya. Turun dari bis kami mengira bahwa suhu dinginnya hanya seperti biasanya, ternyata di dekat subway station ini sangat dingin, kami pun bergegas masuk ke subway station untuk kemudian menuju Yashow Market. Ketika berjalan dari tempat turun bis menuju subway station, kami melihat panyak pedagang bunga, ternyata ini adalah Valentine Day dan banyak muda mudi China yang merayakannya.

Suasana di arena ski

2.     Mencari Yashow Market
Kami turun di subway station sekitar Sanlitun Street untuk berjalan mencari Yashow Market. Di sekitar sini banyak mall dan cafe, semuanya pun sangat ramai pada Valentine Day ini. Kami berjalan melewati berbagai mall, tetapi tidak kunjung menemukan Yashow Market. Akhirnya kami memutuskan untuk makan dahulu di Burger King. Setelah bertanya kepada karyawan di tempat makan itu, ternyata diperoleh info bahwa Yashow Merket sedang tidak beroperasi, entah mengapa karena kami juga kesulitan berkomunikasi dengan pegawai tersebut akibat kesulitan bahasa. Kami pun memutuskan untuk kembali ke penginapan setelah makan.

Suasana Sanlitun Street

Itulah tempat-tempat yang kami kunjungi dari hari pertama hingga hari ketiga selama berlibur di Beijing. Untuk perjalanan hari-hari berikutnya akan saya tulis dalam Serunya Berlibur ke Beijing (Part 2).



Menyapih dengan Rela (Last Part)

Langsung kita lanjutkan postingan sebelumnya, yaitu Menyapih dengan Rela (Part 3) . Sakit membuatnya jauh dari kata nyaman. Nafsu makan pun ...