Sekitar dua bulan lalu, tepatnya tanggal 11-17 Februari 2017 saya
dan keluarga berlibur ke Beijing, China. Berlibur ke negara yang belum pernah
kami kunjungi dan bahasanya pun tidak dikuasai. Yang lebih wow lagi, kami
pergi tanpa travel agent, tampak nekad ya. Dalam tulisan
kali ini saya akan berbagi cerita mengenai tempat-tempat yang dikunjungi
selama berlibur ke Beijing.
Kami berangkat hari Sabtu, 11 Februari 2017 menggunakan Malaysia Airlines pada pukul 12.15 WIB lalu transit di KLIA (Malaysia), lanjut pukul
18.23 menuju Capital International
Airport Beijing. Durasi perjalanan selanjutnya ini sekitar 6 jam. Tiba di
bandara Beijing hari Minggu, 12 Februari 2017 pukul 00.20. Beijing memiliki
waktu 1 jam lebih cepat dari WIB.
Tujuan pertama setelah beres dari bandara adalah naik
taksi dan langsung berlanjut ke penginapan yang sudah dipesan, yaitu Dragon
King Hostel. Lelah bercampur dingin kami rasakan dan ingin segera beristirahat.
Suhu saat tiba di bandara adalah -5 derajat Celcius.
Perjalanan Hari Pertama (Minggu, 12 Februari 2017)
Perjalanan Hari Pertama (Minggu, 12 Februari 2017)
1. Tiananmen Square
Kami berangkat dari penginapan sekitar pukul 10 menuju Tiananmen Square
dari Stasiun Subway Zhangzizhonglu, yaitu yang terdekat dari penginapan. Dengan
berjalan kaki kurang dari 5 menit kami sudah dapat mencapai subway station tersebut. Sebelum memasuki lapangan Tiananmen harus
melalui antrian panjang untuk security
check terlebih dahulu. Setelah itu kami dapat mencapai lapangan Tiananmen dan berfoto di dekat tiang bendera yang
dijaga oleh petugas keamanan China yang selalu berdiri tegap.
Lapangan Tinanmen
2. Forbidden City
Dari Tiananmen kami berjalan ke Forbidden City yang sangat berdekatan. Kedua
tempat ini berseberangan dan terhubung oleh sebuah jalan bawah tanah. Kawasan
Forbidden City ternyata amat sangat luas. Walaupun merasa sudah berjalan cukup
lama, tapi ternyata itu masih sebagian kecil dari Forbidden City yang kami
lalui, bahkan ternyata baru sampai pada loket pembelian tiket. Tidak heran
banyak warga lokal yang berkunjung ke sini dengan membawa sekantung plastik
bekal makanan dan minuman. Kami melanjutkan perjalanan masuk yang panjang,
hingga beberapa kali beristirahat sambil berfoto juga tentunya. Saat berada di
dalam saya merasa seperti berada di kuil-kuil dalam film kungfu yang pernah
saya tonton. Kami pun terus berjalan sambil menikmati suasana kuil dan udara
yang dingin. Menuju pintu keluar kami melalui taman yang indah terlebih dahulu. Tentunya kami juga berfoto di taman ini. Setelah keluar, dapat dijumpai sungai
yang membeku karena suhu yang rendah saat itu.
Dekat loket tiket Forbidden City
Manisan buah yang dijual setelah pintu keluar Forbidden City
3. Wangfujing Street
Dari Forbidden City kami naik bis untuk mencapai Wangfujing Street.
Kawasan ini merupakan sepanjang jalan yang berisi mall dan pertokoan besar.
Merupakan kawasan untuk berbelanja barang branded
dan tetap ada tempat-tempat untuk menikmati kuliner. Saya juga melihat ada moslem food di sini. Kami pun berjalan hingga menemukan sebuah gang yang
kental dengan suasana China dan berisi kuliner khas China. Di sini juga ada
beberapa macam extrem food seperti kalajengking, kaki seribu,
dan lainnya yang tentu saja kami tidak berani mencobanya.
Perjalanan hari kedua (Senin, 13 Februari 2017)
Wangfujing Street
Extrem food
Perjalanan hari kedua (Senin, 13 Februari 2017)
1. Great Wall
Sekitar pukul setengah sepuluh kami kembali memulai perjalanan. Hari ini tujuannya adalah Badaling Great Wall. Pilihan jatuh pada Badaling karena menurut
kami inilah yang paling mudah dijangkau dari tempat menginap. Seperti hari
sebelumnya, perjalanan dimulai dari Stasiun Subway Zhangzizhonglu. Kami menuju
ke Stasiun Jishuitan, lalu berjalan kaki terlebih dahulu hingga tiba pada
tempat di mana kami dapat mulai naik bis nomor 877 menuju Great Wall di
Badaling. Perjalan dengan naik bis ini kurang lebih selama 1 jam.
Walaupun bukan weekend ternyata
Great Wall di Badaling ini tetap penuh oleh pengunjung. Kami memutuskan untuk
membeli tiket masuk dan sliding car untuk mempercepat menikmati Great
Wall, sebab batas waktu agar dapat naik bis lagi adalah pukul 4 sore.
Jalur untuk full berjalan kaki
dengan yang menggunakan sliding car berbeda. Kami pun naik sliding car hingga titik tertentu, dilanjutkan berjalan kaki hingga
mencapai puncak. Pemandangan dari ketinggian ini tentu saja sangat luas. Angin
yang cukup kencang dan dingin membuat suasana semakin layak untuk dinikmati. Semua
pengunjung asik berfoto sepanjang perjalanan. Lalu kita dapat berjalan kaki
turun hingga titik tertentu untuk melanjutkan turun dengan sliding car lagi. Saya sangat
menikmati perjalanan turun dengan sliding
car yang ternyata memang asik ini.
Perjalanan naik dengan sliding car
Pemandangan Great Wall
Berfoto di Badaling Great Wall
2. Silk Market
Destinasi selanjutnya adalah Silk Market. Tempat ini berbentuk mall dengan
toko-toko dan ada food court di
dalamnya. Namun, kami tidak berbelanja di sini. Kebanyakan barang yang dijual di sini adalah tiruan dari barang branded. Menurut saya barang-barang di sini harganya mahal, walaupun memang lebih murah jika dibandingkan dengan barang aslinya yang amat sangat mahal sekali. Jadi cukup berjalan-jalan menikmati suasana saja dan juga
makan di tempat ini. Oh ya, pada area food
court yang ada di sini juga terdapat halal
food.
Perjalanan hari ketiga (Selasa, 14 Februari 2017)
Berfoto di Silk Market
Perjalanan hari ketiga (Selasa, 14 Februari 2017)
1. Nanshan Ski
Pada hari ini kami berencana untuk bermain ski. Demi serunya bermain ski
kami harus beranjak sebentar dari kota Beijing karena ingin menuju Nanshan Ski, berangkat sekitar pukul setengah sepuluh. Perjalanan dari Dragon King
Hostel ke Nanshan Ski memang cukup jauh. Harus ke naik subway, lanjut naik bis, kemudian masih harus naik taksi juga. Perjalanan kami ini sekitar 3 jam.
Karena ini merupakan tempat bermain ski yang merupakan dataran tinggi,
jadi ini merupakan tempat terdingin yang kami kunjungi. Mungkin suhunya
mencapai -10 derajat Celcius. Tempat ini buka untuk winter pukul 09.00-17.30
dan 09.00-18.00 saat spring. Entrance ticket
sebesar 20 CNY per orang, sedangkan tiket bermainnya 150 CNY untuk
bermain selama 2 jam, 3 jam sebesar 180 CNY, dan 4 jam sebesar 210 CNY, dan 310
CNY untuk sehari. Itu hanya untuk bermainnya saja, belum termasuk sewa
peralatan ski. Cukup mahal ya, tetapi memang seru, karena di negara kita ini kita tidak dapat bermain ski. Arenanya pun juga bagus, dipisahkan untuk yang
masih belajar dengan yang sudah mahir, sehingga akan lebih aman.
Sebelum pukul 17.30 kami sudah keluar dari arena dan menuju bis yang ada
di dekat tempat pembelian tiket. Selanjutnya naik bis yang berangkat pukul 17.30
menuju Woutan Subway Station agar
kami mudah untuk ke destinasi berikutnya. Turun dari bis kami mengira bahwa
suhu dinginnya hanya seperti biasanya, ternyata di dekat subway station ini sangat dingin, kami pun bergegas masuk ke subway station untuk kemudian menuju
Yashow Market. Ketika berjalan dari tempat turun bis menuju subway station,
kami melihat panyak pedagang bunga, ternyata ini adalah Valentine Day dan banyak muda mudi China yang merayakannya.
2. Mencari Yashow Market
Kami
turun di subway station sekitar Sanlitun Street untuk berjalan mencari Yashow Market. Di sekitar sini banyak mall dan
cafe, semuanya pun sangat ramai pada Valentine
Day ini. Kami berjalan melewati berbagai mall, tetapi tidak kunjung
menemukan Yashow Market. Akhirnya kami memutuskan untuk makan dahulu di Burger
King. Setelah bertanya kepada karyawan di tempat makan itu, ternyata diperoleh info bahwa Yashow Merket sedang tidak beroperasi, entah mengapa
karena kami juga kesulitan berkomunikasi dengan pegawai tersebut akibat
kesulitan bahasa. Kami pun memutuskan untuk kembali ke penginapan setelah
makan.
Itulah tempat-tempat yang kami kunjungi dari hari pertama hingga hari ketiga selama berlibur di Beijing. Untuk perjalanan hari-hari berikutnya akan saya tulis dalam Serunya Berlibur ke Beijing (Part 2).
Suasana Sanlitun Street