Awalnya saya tidak mengerti
mengapa ada istilah “Pejuang ASI” bagi ibu-ibu menyusui. Setahu saya menyusui
hanyalah sesuatu yang wajar setelah seorang ibu melahirkan. Namun, setelah
merasakan sendiri, tampaknya saya mulai paham mengapa muncul istilah tersebut.
Saya merupakan seorang ibu baru
yang baru saja melahirkan sekitar tiga setengah bulan yang lalu. Alhamdulillah
proses melahirkan secara normal berjalan lancar. Pada hari yang sama dengan
hari kelahiran anak pertama tersebut, ASI saya sudah keluar. It looks like everything’s smooth and
nothing’s wrong. Tapi ternyata tidak semudah itu. Pada hari ketiga saya dapat pulang dari rumah sakit. Hari pertama setelah pulang dari rumah sakit masih berjalan lancar. Hari
kedua, something happened. Anak saya
BAB tetapi tidak kunjung BAK. Setelah ditunggu lama, sangat lama barulah sang anak BAK dan itu hanya sedikit sekali. Dia pun sangat rewel. Saya mulai
panik, semakin panik, dan amat sangat panik. Saya berencana membawanya ke
dokter spesialis anak. Namun, dia sudah semakin rewel. Saya coba mengeluarkan
ASI untuk mengetahui seberapa banyak jumlahnya, dan ternyata amat sangat
sedikit. Akhirnya saya membuka segel susu formula yang dibawakan dari rumah
sakit. Dengan berat hati saya terpaksa harus membuat susu formula untuk diminumnya. Saya sampai menangis saat akan memutuskan hal tersebut. Ternyata
benar, anak minum cukup banyak, artinya ASI saya saat itu tidak memadai
untuk memenuhi kebutuhannya.
Saya masih tidak menerima kondisi
tersebut dan tetap berharap agar anak saya bisa full ASI. Saya pun berjuang, tentunya dengan bantuan orang-orang di
sekitar. Ibu saya setiap hari memasakkan sayur bayam, menu sehat, dan
selalu menyediakan buah. Suami membelikan susu, jamu kemasan paket
melahirkan, marning, dan edamame. Bahkan kakak ipar pun turut membantu
dengan setiap hari ke pasar lalu mengantarkan jamu wejah ke rumah. I’m so thankful to people around me. Setiap
hari saya harus melahap itu semua. Jamu sepahit itu pun tetap diminum. Obat dari dokter juga rutin saya konsumsi. Semua demi
menghasilkan ASI yang memadai untuk anak dan tidak boleh ada kata bosan untuk
sayur bayam serta makanan sehat.
Alhamdulillah, perjuangan
membuahkan hasil yang memuaskan. Setelah selama 2 hari minum susu formula,
akhirnya ASI sudah memadai. Saya mencoba memompa dan hasilnya sudah sama
dengan takaran susu formula yang diminum sesuai kebutuhan anak saya. Dia akhirnya dapat kembali menikmati ASI sepenuhnya, minuman paling nikmat di dunia
baginya. Beruntungnya anak saya tetap meminum ASI dengan lahap dan tidak
bingung puting walaupun sempat minum lewat botol selama 2 hari. Terima kasih
nak, pasti kamu sangat berjuang.
Tidak hanya itu saja. Saat usia
anak sekitar 3 bulan, dia batuk dan demam. Kondisi yang sedang tidak enak
tersebut membuatnya minum ASI lebih sedikit dari biasanya. Setelah sembuh,
keinginannya untuk minum sudah pulih lagi. Namun, produksi ASI saya justru
tidak sebanyak biasanya. Alhamdulillah, dia tetap semangat untuk menyusu kepada
saya. Mungkin daya hisapnya dengan sendirinya memulihkan produksi ASI, sehingga
produksi ASI saya pun kembali normal. Terima kasih nak untuk perjuanganmu.
Masih ada kisah lainnya. Waktu itu
saya juga pernah mengalami mood yang
sangat jelek. Tadinya saya tidak mengira bahwa itu akan berpengaruh pada
produksi ASI. Namun, saya benar-benar mengalami sendiri. Ternyata produksi ASI
saya menurun saat saya merasa sangat bad
mood. Akhirnya saya berusaha sebisa mungkin untuk menghindari bad mood. Beruntungnya, sang anak tetap semangat untuk menyusu dan ASI
saya produksinya dapat membaik dengan cepat. Alhamdulillah.
Sekitar usia anak tiga setengah
bulan ada lagi yang terjadi. Saya merasa bahwa produksi ASI
stabil, tetapi anehnya dia seperti sudah kehabisan ASI di pd kanan lalu
akhirnya saya pun melanjutkan ke pd yang kiri. Saya tekan memang pd kanan
ASInya sudah tidak keluar lagi. Padahal pd itu rasanya masih kencang di
sebagian sisi, terasa masih ada ASI di dalamnya. Rasanya pun sangat sakit.
Akhirnya setelah anak saya tidur, langsung saya melakukan kompres air hangat dan massage pd dengan baby oil. Setelah
anak saya menyusu lagi barulah terasa bahwa bagian yang tadi ASInya seperti
masih tertampung sudah mau kluar. Pd saya pun akhirnya normal kembali, tidak
terasa kencang dan sakit. Terima kasih nak sudah membantu perjuangan ini.
Sejak saat itu saya sadar bahwa
menyusui memang butuh perjuangan. Mungkin itulah yang membuat muncul istilah
pejuang ASI bagi ibu-ibu yang menyusui. Tetap semangat ya ibu-ibu untuk terus
dapat menyusui hingga anak usia 2 tahun.
Jangan lupa bahagia 😊