Salam hangat untuk Bukibuk di
mana pun berada. Apa kabar? Sehat? Semoga selalu semangat mengahadapi hari ya.
Tulisan kali ini akan berisi
pengalaman saya saat menyapih. Sekadar ingin berbagi cerita, bukan menggurui.
Sebab, dulu sebelum memulai proses tersebut, kata menyapih terdengar cukup
mendebarkan. Apalagi saya merupakan seorang ibu rumah tangga yang sepanjang
hari hanya berdua dengan anak. Suami berangkat pagi dan pulang malam dari senin
sampai jumat. Sempat khawatir tentang cara mengalihkan perhatian anak bila tiba
saatnya untuk menyapih.
Anak saya menyusu secara
langsung. Tidak mengenal dot. ASI eksklusif selama enam bulan. Setelah itu
tetap melanjutkan ASI yang rencananya sampai usia sekitar 2 tahun. Tidak ada
target harus 2 tahun persis. Yang diinginkan hanya saya dan dia dapat menghentikan
ASI dengan nyaman.
Mulai usianya 1 tahun, saya sudah
mulai mencari tahu tentang cara menyapih. Dari semua tulisan yang dibaca,
semuan menunjukkan bahwa penting untuk sounding
kepada anak bahwa pada usia 2 tahun dia tidak minum ASI lagi. Oke, akhirnya
saya memutuskan untuk menerapkan. Sejak umur 1 tahun lebih saya sudah berkata
padanya bahwa ASI itu hanya sampai 2 tahun. Yang saya katakan adalah bahwa pada
usia itu dia sudah tidak membutuhkannya lagi dan ASI juga sudah semakin
sedikit. Memang demikian kenyataannya.
Sebenarnya menjelang usianya 2
tahun pun saya masih ragu tentang proses menyapihnya kelak jika saat itu tiba.
Hingga beberapa hari menjelang ulang tahunnya, ASI saya terasa sudah semakin
sedikit. Dia yang biasanya saat akan tidur malam selalu menikmati ASI dan
langsung tertidur, saat itu tak lagi demikian. Sebelum tidur dia menyusu pada
salah satu PD, tetapi hanya sebentar rasanya sudah kembali kosong dan dia pun
belum tertidur. Dia meminta sisi yang satu lagi, begitu pula yang terjadi. Dia
meminta kembali sisi sebelumnya yang sudah mulai terisi ASI. Sayang hanya
sesaat sudah habis lagi dan dia masih belum kunjung tertidur. Akhirnya dia menangis dan minta digendong.
Saat hal tersebut terjadi bantuan
suami benar-benar dibutuhkan. Saya yang sudah mulai kelelahan dan pegal di
seluruh tubuh tak lagi kuat menggendongnya. Akhirnya, Selama beberapa hari
tersebut suami yang membantu membuatnya terlelap dalam gendongan. Itu membuat
saya yakin bahwa waktu untuk menyapih tiba. Kami hanya perlu bersabar selama
beberapa hari untuk menunggu hari ulang tahunnya. Untuk mempermudah agar dia
tahu usianya sudah menginjak 2 tahun, kami membuat acara tiup lilin. Hanya di antara kami
saja, sekadar memberi tanda bahwa usianya sudah 2 tahun.
Hari yang ditunggu tiba. Dia
sangat gembira saat meniup lilin di atas sebuah puding. Berulang kali lilin
dinyalakan dan ditiupnya lagi sampai semua mati. Dilanjutkan dengan membuka beberapa
kado. Malam menjelang tidur, kami kembali menjelaskan bahwa sebentar lagi
proses menyapih dimulai. Namun, kami juga berkata bahwa dia tidak perlu khawatir
karena pasti bisa. Kami juga berusaha untuk membantu agar prosesnya lebih
nyaman.
Keesokannya, proses dimulai.
Tidak langsung menghentikan ASI. Tahap pertama yang saya lakukan waktu itu
adalah menghentikan menyusui di dalam mobil dan mengenalkannya dengan susu UHT.
Mengapa? Sebab, biasanya dia lebih sering menyusu saat di dalam mobil. Walau
perjalanan dekat, dia tetap menyempatkan untuk menyusu. Apalagi saat perjalanan
jauh, bisa sampai berkali-kali. Ditambah saat macet dan perjalanan mulai
membosankan. Pasti dia langsung meminta.
Kami sering keluar setelah suami
pulang kerja. Hanya dekat dengan rumah, entah untuk membeli makan atau ke mini
market. Biasanya saat perjalanan pulang dia pasti menyusu. Kami memulai proses
dari situ. Kami berkata bahwa kita sudah memulai prosesnya. Tahap pertama tidak
menyusu di dalam mobil. Hari pertama berjalan lancar. Dia tidak menyusu pada
saya dan menggantinya dengan minum susu UHT. Alhamdulillah, semua sesuai dengan apa yang diharapkan.
Bagaimana dengan hari-hari berikutnya? Saya sambung di tulisan selanjutnya ya, agar tidak terlalu
panjang. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat. Untuk tahu kelanjutannya bisa
berlanjut ke tulisan berikutnya, yaitu Menyapih dengan Rela (Part 2).
Tetap semangat Bukibuk.