Sabtu, 05 Oktober 2019

Berawal dari Pemula

Aku bukan J.K. Rowling, bukan pula Buya Hamka, ataupun Tere Liye. Yang mengenalku hanyalah keluarga dan teman-teman. Tidak seperti beberapa orang tersebut. Nama mereka sudah sangat dikenal banyak orang melalui tulisannya.

Awalnya ada rasa ragu saat melangkah memasuki dunia tulis-menulis. Sebuah dunia yang sebenarnya sudah memberiku bahagia sejak masih duduk di bangku sekolah. Namun, keraguan itu tak mampu menghentikan tanganku untuk tetap menulis.

Penulis yang sudah tenar memang memiliki banyak penggemar. Bagaimana dengan yang masih belum menyandang 'nama'? Semesta akan memandang sebelah mata padanya. Bahkan kegiatan membaca dan menulis pun masih dianggap aneh bagi kebanyakan orang.

Apalagi berbicara tentang materi. Menjual buku bagi pemula tidak semudah mereka yang namanya sudah terkenal. Para calon pembaca akan meragukan tulisan oleh seseorang yang tidak mereka ketahui. Selain itu, membeli buku masih tidak dianggap sebagai sebuah kebutuhan. Baju, kosmetik, tas, dan makanan kekinian jauh lebih menarik.

Lantas apa yang membuatku tetap menulis hingga kini? Terbayang dalam benakku jika semua pemula berhenti menulis. Apa yang akan terjadi pada dunia literasi? Punah? Lalu semua toko buku gulung tikar? Bukankah semua penulis terkenal berasal dari seorang pemula?

Menulis itu bukan untuk menghasilkan banyak uang. Menebar manfaat bagi semua pembacanya. Itulah inti dari kegiatan menulis. Hal tersebut memperkuat keyakinan untuk tetap menulis. Agar melalui tulisan, aku dapat membantu orang lain.

Terus berusaha supaya kualitas goresan penaku semakin meningkat. Berharap isi kepala dapat tertuang menjadi tulisan yang nyaman dibaca dan memberi manfaat. Salah satu caranya dengan #belajarmenulis bersama #nulisyuk secara online. Jujur, aku suka cara penyampaian materinya yang tertata rapi. Komunikasinya pun berjalan menyenangkan dengan tetap santun.

Sudah beberapa kali bergabung dalam kelas online-nya. Sekarang aku ikut dalam #nulisyukbatch37 yang sedang berjalan.

Harapanku, para pemula tak pernah putus asa. Juga tidak enggan untuk selalu belajar dan memperbaiki diri. Tetap semangat.

Salam hangat bagi semua pejuang aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menyapih dengan Rela (Last Part)

Langsung kita lanjutkan postingan sebelumnya, yaitu Menyapih dengan Rela (Part 3) . Sakit membuatnya jauh dari kata nyaman. Nafsu makan pun ...